Dalam peradaban kehidupan modern, nyaris kita selalu bersentuhan dengan pakaian dan aksesorisnya. Bahkan dalam bahasa non verbal communication pun, pakaian dan aksesorisnya termasuk artifact yang mampu menghadirkan communication value.
Didit Chris “Mister Grid” Prawirokusumo
Pemerhati Estetika Desain dan Komunikasi
Ungkapan bijak seorang penulis bernama William Thourlby
yakni you are what you wear mengindikasikan
kebenaran bahwa segala sesuatu yang melapisi tubuh manusia, baik berupa pakaian
maupun aksesorisnya berpotensi menimbulkan multi interpretasi bagi pemakainya.
Pakaian dan aksesorisnya saat ini sangatlah berperan dan
menentukan serta mampu memberi arti bagi pemakainya, selain communication value yang timbul serta
daya serap panca indrawi dan gaya hidup pun tidak kalah peranannya. Pada saat
krisis keuangan, pakaian dan aksesorisnya tidak terpengaruh, bahkan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang berarti, seperti yang pernah diungkapkan oleh
seorang ahli mode, Achille Maramotti. “Fashion
is never in crisis, because clothes are always necessary.” Hanya untuk
memuaskan naluri panca indrawi dan gaya hidup pada saat ini kurang memadai,
harus diiringi pengetahuan dan pemahaman referensi terkait agar apparel yang
dimiliki mengandung karakter dan makna bagi pemiliknya.
Masih sedikit referensi yang mampu mengungkap misteri nilai
tambah yang terkandung dalam apparel yang diidamkan dan mampu mengorbitkan
pemakai ke dalam tataran peradaban yang diperhitungkan menjadi sebuah perubahan
perilaku dan sikap yang berkarakter melalui apparel yang dimilikinya, baik
melalui proses mengonsumsi, menciptakan, memodifikasi, sehingga menjadi
artifact yang mampu mengangkat harkat pemiliknya. Untuk itu dibutuhkan sebuah
pemahaman akan referensi Esensi Desain sebagai
landasan proses agar apparel yang dimiliki menjadi sesuatu yang membanggakan
dan berharga.
Referensi Esensi Desain dimanfaatkan untuk mengarahkan
konsep apparel agar tampil lebih mendekati kesempurnaan, terutama dari tinjauan
yang dipaparkan di dalamnya.
Semantika
Elemen-elemen visual seperti bentuk, warna, batik yang
terhias menarik pada apparel menjadi faktor penentu keberhasilan dalam
menghasilkan nilai tambah. Semantika terkait erat dengan nilai yang tercipta
dari hubungan antara elemen-elemen visual yang terpilih dengan makna yang ingin
diungkapkan. Semantika juga menstimulasi desainer atau pencipta apparel agar
lebih berpikir konkrit tentang ekuitas hubungan, implikasi dan kandungan makna
baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam proses penciptaan apparel.
Estetika
Terkait erat dengan persuasi substansial tulisan ini yakni estestika apparel melalui referensi esensi
desain yang mengungkap bahwa faktor keindahan menjadi kunci penentu
keberhasilan, karena estetika sangat erat kaitannya dengan ekuitas sikap
berpikir, seperti persepsi, evaluasi, dan intuisi. Kajian estetika mendorong
para desainer untuk lebih mengembangkan karakter kritis atas karya ciptanya.
Ergonomika
Diartikan sebagai hubungan antara manusia dengan produk yang
digunakannya. Dapat dikatakan bahwa ergonomika sebagai media koordinasi antara
konsep desain, ingredient produk, kapasitas dan keinginan pengguna produk.
Ergonomika merupakan symbiotic
relationship antara Fisiologi dengan Psikologi, dalam arti yang lebih luas
terkait rekayasa structural tubuh manusia.
Teknologi
Dalam proses pembuatan pakaian dan aksesoris apapun tentunya
tidak terlepas dari proses teknologi, baik dari rincian DataSpecs Technical
Know-How maupun proses finishingnya. Teknologi akan berperan menentukan ekuitas
apparel, karena dalam aplikasinya teknologi menjadi nucleus nya proses desain.
Manajemen Bisnis
Tinjauan ini mengungkap segi pragmatis dari proses desain,
terutama yang terkait dengan segi pembiayaan dan proses produksinya. Sebuah
karya apparel yang bernilai dan kreatif, tentunya tidaklah terlepas dari
pertimbangan nilai ekonomisnya sehingga mampu menghasilkan karya apparel yang
estetis, fantastic dengan harga yang pantas, namun mampu menuai nilai tambah
bagi penggunanya.
Kelima referensi Esensi Desain diatas bukanlah faktor yang
berdiri sendiri untuk menghasilkan apparel yang bernilai tambah dan estetis,
namun bila Esensi Desain tersebut dianut dan dilaksanakan dengan penuh
kesadaran dan cermat, maka mungkin saja produk apparel Indonesia akan mampu
menembus pasar global melalui penggalian potensi elemen visual lokal yang
diolah melalui teori teknis universal yang mudah dipahami dan memberi arti.