-->

POLOSKAOS1

Kaos Polos, Sablon Satuan, dan Informasi Fashion, Kaos, Baju, Kemeja, Jaket, dan Tips Seputar Fashion dan Review tentang Lifestyle.

Tuesday, July 8, 2014

Berapakah Resolusi Optimal untuk Sablon DTG?

Banyak terjadi salah kaprah dalam hal menentukan resolusi optimal untuk gambar/desain yang hendak dicetak menggunakan metode Direct-to-Garment alias DTG. Salah kaprah ini terjadi tidak hanya dari calon pembeli, namun penjual yang kebanyakan bukan dari latar belakang orang desain juga kurang paham.
Ada beberapa hal yang menentukan seberapa optimal sebuah gambar untuk dicetak ke kaos menurut OnTheSpot PolosKaos.

Resolusi

Resolusi optimal adalah ribuan pixel kali ribuan pixel (contoh: 1024 x 1024 px). Karena PolosKaos lebih sering menggunakan Photoshop, maka ukuran panjang dan lebarnya lebih suka menggunakan satuan centimeter (cm) sesuai dengan panjang dan lebar (dimensi) tray pada printer DTG. panjang dan lebar tray printer DTG bermacam-macam antara printer satu dengan yang lain. Pada contoh adalah lebar 32 cm dan panjang 50 cm.

Depth

Di dunia desain, sering sekali dikenal istilah dpi. dpi sendiri adalah kependekan dari Dots Per Inch, yang juga sering disebut depth (kedalaman). Umm... belibet ya. Adobe sendiri akhir-akhir ini lebih suka menganakemaskan ppi (pixel per inch) daripada dpi. Intinya hampir sama. Semakin besar angka pada depth tadi, maka semakin tajam juga gambarnya. Nilai optimal untuk dpi sendiri biasanya adalah 300, sedangkan ppi biasanya juga menggunakan 300.

Pada kenyataannya, ketika PolosKaos berkunjung dan mencetak sesuatu di percetakan, ukuran gambar yang sudah segitu optimalnya, dikecilkan dengan semena-mena oleh operator di percetakan menjadi 72 dpi atau bahkan di bawah itu dan kemudian menghasilkan hasil cetakan yang tidak maksimal. Mereka memperkecil depth dengan alasan agar file nya tidak terlalu besar. Ketika dikonfirmasi terkait hal tersebut dan meminta depth tetap 300, mereka bilang sudah SOP nya kalo file gambar tidak boleh besar-besar. #aduhjadicurhat

Format

Terutama untuk kaos gelap atau yang memerlukan tinta putih, format gambar lebih baik adalah PNG atau TIFF. Kenapa tidak JPG atau JPEG? Karena JPG tidak memiliki kemampuan untuk mengadopsi gambar dengan latar belakang transparan, which is a must untuk kaos yang memerlukan tinta putih agar tidak ngeblok. Juga, biasanya JPG mempunyai algoritma konversi yang kurang bagus, sehingga dapat menurunkan kualitas gambar meski saat mendesain sudah secara optimal.

Color Profile

Kami menggunakan RGB. Karena jika menggunakan CMYK, somehow hasilnya akan lebih gelap lagi daripada seharusnya. Perlu diketahui kalau RGB adalah profil untuk monitor, sedangkan CMYK untuk printer. Jadi jika menggunakan gambar RGB maka waktu proses cetak bisa mengalami penurunan warna sekitar 5-10%, maka jika default gambarnya adalah CMYK maka bisa mengalami penurunan warna lebih banyak lagi. Tapi ini hanya berdasar pengalaman semata, valid tidaknya mending dibuktikan sendiri, karena PolosKaos hanya "merasa". Belum mempunyai alat indikator penurunan warna yang akurat, hanya menggunakan mata saja yang relatif.
Menurut AWPrintWorks, kesimpulannya adalah seperti ini.



Ribet juga kan ya? Kesimpulan gampangnya sih biasanya gambar yang dikirim tidak seoptimal itu, namun jika dicetak juga masih maksimal hasilnya. Ingat, faktor operator printer DTG sangat menentukan disini.
Back To Top