Menyelingi postingan akhir-akhir ini yang melenceng dari dunia fashion (biarin, kan sekarang sudah jadi lifestyle reviewer ciye) ada bahasan menarik mengenai local brand / clothing line nih. Ini adalah rangkuman dari argumen beberapa orang yang saya anggap sayang sekali kalau tidak diabadikan di poloskaos.com :D (dengan penyesuaian tentunya) Mau minta pendapat tentang arti & definisi dari kata "PREMIUM" dong dari esensi sebuah brand, soalnya kata ini sering kali disalahartikan.
update postingan:
2pre·mi·um /prémium/ n yg bermutu (berkualitas): bensin -- , bensin yg oktannya tidak tinggi
Ikut share ya gan. Buat ane brand yang premium itu menerjemahkan kalimat: "ada harga, ada rupa, ada kualitas".
Banyak produk murah, tapi setahun dipake udah jebol. Banyak yang produk mahal, tapi bentukannya ga enak dipandang, dan kualitasnya dipertanyakan. Misalnya tshirt yang dijual mahal itu gapapa, asal kualitasnya juga tinggi. Kalo kualitasnya sama kayak kaos katun 70ribuan kan ngeselin.
Intinya menurut ane, brand premium itu ditentukan oleh waktu. Ane mengernyit dengan brand2 baru yang established 201x tapi udah berani bilang premium brand, karena menurut ane belum teruji secara objektif, kecuali itu brand bisa kasih bukti bahwa memang produk baru mereka teruji kualitasnya, tahan lama, dll. Tapi lagi2 itu cuma opini pribadi ane.
IMO yaa,,
klo menurut ane pribadi,,
premium itu sendiri hanya istilah subjektif sebagai “kualitas sekunder”,,
sbnrnya itu relatif dan beda beda setiap orang
hanya sebuah ungkapan dan tidak ada yang salah kalopun ada yang menggunakan kata ini,,
dalam pemahaman saya sendiri,, brand premium itu sebuah brand yang sudah punya "consumer insight"
dimana ketika seseorang menggunakan sebuah brand,,, orang lain yang melihat akan menilai bahwa orang itu dari kalangan atas,,
contoh adalah "Apple"
ketika agan ke cafe dan melihat seorang pengunjung menenteng Iphone 5 dan menggunakan macbook pro,,agan akan menilai bahwa orang tersbut adalah orang dari kalangan atas
nah, "consumer insight" sendiri adalah kondisi dimana brand anda sudah punya "something" yang ga perlu di jelasin,,,orang sudah bisa nilai apa value dari brand itu sendiri,,
nah untuk brand local sendiri,,banyak yang mendefinisikan brand premium itu sebagai brand yang terkonsep,,pdahal menurut ane (IMO) itu berbeda,,
brand yg berkonsep belum tentu premium,,
sedangkan brand premium,,hampir pasti berkonsep,,
nah,,parahnya lagi,,brand brand yang mengusung konsep "leather" dan "denim" selalu di nilai "Premium",,
di nilai, baik dari konsumen ataupun pihak brand itu sendiri,
tapi ya kembali,,premium itu sendiri cuma sebatas subjektif dan sbg kualitas sekunder,,
ini hanya dari pendapat ane sepihak
CMIIW
===
Kalau menurut agan? Saya sih sepemikiran, dan lebih sepemikiran lagi terhadap poin yang saya bold :D
update postingan:
Premium menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):
1pre·mi·um /prémium/ n 1 hadiah (kpd pembeli, pelanggan, dsb); premi; 2 bayaran (kpd asuransi); premi2pre·mi·um /prémium/ n yg bermutu (berkualitas): bensin -- , bensin yg oktannya tidak tinggi
Menurut agan abhitaruna:
Ikut share ya gan. Buat ane brand yang premium itu menerjemahkan kalimat: "ada harga, ada rupa, ada kualitas".
Banyak produk murah, tapi setahun dipake udah jebol. Banyak yang produk mahal, tapi bentukannya ga enak dipandang, dan kualitasnya dipertanyakan. Misalnya tshirt yang dijual mahal itu gapapa, asal kualitasnya juga tinggi. Kalo kualitasnya sama kayak kaos katun 70ribuan kan ngeselin.
Intinya menurut ane, brand premium itu ditentukan oleh waktu. Ane mengernyit dengan brand2 baru yang established 201x tapi udah berani bilang premium brand, karena menurut ane belum teruji secara objektif, kecuali itu brand bisa kasih bukti bahwa memang produk baru mereka teruji kualitasnya, tahan lama, dll. Tapi lagi2 itu cuma opini pribadi ane.
Menurut agan beben26todh:
IMO yaa,,
klo menurut ane pribadi,,
premium itu sendiri hanya istilah subjektif sebagai “kualitas sekunder”,,
sbnrnya itu relatif dan beda beda setiap orang
hanya sebuah ungkapan dan tidak ada yang salah kalopun ada yang menggunakan kata ini,,
dalam pemahaman saya sendiri,, brand premium itu sebuah brand yang sudah punya "consumer insight"
dimana ketika seseorang menggunakan sebuah brand,,, orang lain yang melihat akan menilai bahwa orang itu dari kalangan atas,,
contoh adalah "Apple"
ketika agan ke cafe dan melihat seorang pengunjung menenteng Iphone 5 dan menggunakan macbook pro,,agan akan menilai bahwa orang tersbut adalah orang dari kalangan atas
nah, "consumer insight" sendiri adalah kondisi dimana brand anda sudah punya "something" yang ga perlu di jelasin,,,orang sudah bisa nilai apa value dari brand itu sendiri,,
nah untuk brand local sendiri,,banyak yang mendefinisikan brand premium itu sebagai brand yang terkonsep,,pdahal menurut ane (IMO) itu berbeda,,
brand yg berkonsep belum tentu premium,,
sedangkan brand premium,,hampir pasti berkonsep,,
nah,,parahnya lagi,,brand brand yang mengusung konsep "leather" dan "denim" selalu di nilai "Premium",,
di nilai, baik dari konsumen ataupun pihak brand itu sendiri,
tapi ya kembali,,premium itu sendiri cuma sebatas subjektif dan sbg kualitas sekunder,,
ini hanya dari pendapat ane sepihak
CMIIW
===
Kalau menurut agan? Saya sih sepemikiran, dan lebih sepemikiran lagi terhadap poin yang saya bold :D