Traveling mendadak memang selalu seru. Apalagi kalau dilakukan pada hari Senin dimana orang lain sedang menggerutu akan sibuknya aktivitas mereka. YOLO!
Malang adalah fusion dari kota dan kabupaten yang ajaib. Berada di dataran tinggi namun kaya akan objek wisata, termasuk objek wisata pantai. Pantai yang menjadi target YOLO kali ini adalah Pantai Balekambang, pantai yang tergolong mainstream. Pilihan jatuh pada Balekambang karena konon bahwa pantai ini adalah yang akses jalannya paling mudah. Tapi rencananya terus ke Pantai Goa Cina.
Blunder #1
Berangkat siang.
Sudah tau kalo Balekambang tutup pintu masuknya jam 4 sore tapi kami tetap nekat berangkat jam 11. Maklum, sudah kepengen banget kecipak kecipak di pantai.
Blunder #2
Terlalu percaya pada Google Maps.
Sebelumnya, kami sudah pernah ke Balekambang. Tapi amnesia, ga inget jalannya gitu. Yaudah, sebagai pengguna smartphone yang sok smart, kami pun menggunakan bantuan Google Maps untuk sampai ke tujuan. Kerennya Google Maps ini, rute default adalah rute tercepat menurut algoritma GMaps.
Tapi tau gak itu bisa jadi blunder? Jalan tercepat berarti jalan pintas. Namanya jalan pintas, kebanyakan jalannya gak enak untuk dilintasi. Entah medannya berat, atau jalannya gelap dan super sempit.
Perjalanan pun dilakukan dengan tetap memegang semangat YOLO dan ceria. Nyanyi-nyanyi sumbang kayak anak TK.
Ini pasti truk kapur dan google maps telah bersekongkol! Akibat terlalu percaya GMaps untuk belok sana belok sini jadi melewatkan JALAN UTAMA yang sangat berharga. Jalan yang mulus.
Temen saya yang nyetir langsung lemes. Setelah mundur cukup jauh dan puter balik, kami berhenti di spot yang indah tadi. Diem.
Suasananya mendukung banget buat nangis tersedu-sedu. Tapi gak jadi.
Aslinya saya mau gantiin nyetir, tapi belum berani di jalan yang gak enak. Tapi akhirnya tetep saya gantiin kok, cuma sebentar tapi. di jalan perkotaan.
Aura negatif pun memenuhi mobil. Di perjalanan pulang, pas sudah sampai di jalan yang enak dan pertigaan yang disebutin bapaknya tadi, saya sebenernya masih ngarep trus bilang "ayo belok.."
Tapi hari sudah sore, dan itu dijadikan alasan buat temen saya. Keliatan banget sih udah badmood tingkat dewa. Udah ngelewati jalan super susah tapi gak jadi nyampe pantai. Masuk akal banget, sejak jam 11 kami udah di jalan dan baru nyampe perkotaan sore-sore.
Waktu sampai pertigaan lain yang salah satunya mengarah ke Balekambang, saya juga pengen ngajak belok, tapi takut bikin tambah badmood, ya udah gak jadi deh...
Perjalanan panjang itupun berakhir dengan makan bakso urat.
Blunder #3 (EKSTRA)
Bawa Mobil Sedan.
Jalan yang dipilihkan oleh Google Maps adalah jalan pintas.
Yang kebanyakan horor karena sepi banget.
Trus, jalannya mayoritas batu besar-besar.
Ada juga jalan yang dibuat dari urukan gunung kapur.
Kebayang gak, bawa mobil sedan, lewat jalan kecil, pinggirnya jurang, trus geronjalan gak karuan jalannya?
Kasian shockbreaker dan ban nya :'(
Apalagi kalau diri kalian dilengkapi dengan sistem pengambil keputusan dan beradaptasi super cepat :D
Malang adalah fusion dari kota dan kabupaten yang ajaib. Berada di dataran tinggi namun kaya akan objek wisata, termasuk objek wisata pantai. Pantai yang menjadi target YOLO kali ini adalah Pantai Balekambang, pantai yang tergolong mainstream. Pilihan jatuh pada Balekambang karena konon bahwa pantai ini adalah yang akses jalannya paling mudah. Tapi rencananya terus ke Pantai Goa Cina.
Blunder #1
Berangkat siang.
Sudah tau kalo Balekambang tutup pintu masuknya jam 4 sore tapi kami tetap nekat berangkat jam 11. Maklum, sudah kepengen banget kecipak kecipak di pantai.
Blunder #2
Terlalu percaya pada Google Maps.
Sebelumnya, kami sudah pernah ke Balekambang. Tapi amnesia, ga inget jalannya gitu. Yaudah, sebagai pengguna smartphone yang sok smart, kami pun menggunakan bantuan Google Maps untuk sampai ke tujuan. Kerennya Google Maps ini, rute default adalah rute tercepat menurut algoritma GMaps.
Tapi tau gak itu bisa jadi blunder? Jalan tercepat berarti jalan pintas. Namanya jalan pintas, kebanyakan jalannya gak enak untuk dilintasi. Entah medannya berat, atau jalannya gelap dan super sempit.
Perjalanan pun dilakukan dengan tetap memegang semangat YOLO dan ceria. Nyanyi-nyanyi sumbang kayak anak TK.
Tau gak sih, kurang lebih tinggal sedikit, kami memutuskan berbelok dan mencoba tantangan yang lebih menantang. Detour ke Pantai Bajul Mati. Atau kalo bisa sih Goa Cina.
Singkat cerita, setelah berpeluh dan tegang melewati jalan-jalan yang tidak pernah kami impikan sama sekali, mulai muncul pemandangan khas pantai dalam pegunungan. Indaaaaaah banget.
Tapi...
Sekitar 2 kilometer dari pemandangan keren tadi, ada TRUK GEDE BANGET DI TENGAH JALAN. Ngejogrok dengan santai sementara bapak-bapak truk me manage batuan kapur gede-gede gitu deh. Jadi sudah jalan kecil, berbatu, di tengah-tengahnya ada truk gede dan tumpukan batu kapur.
Kami berhenti.
Bengong. Speechless. 30 detik kemudian pengen nangis.
Salah satu Bapak-Bapak itu menghampiri kami.
"Mau ke Bajul Mati Mbak?"
"Iya Pak"
"Waduh....
Ini jalannya gak bisa dilewati Mbak.."
"..."
"Lagian kalo Mbak nya terus lewat sini jalan nya gak enak lho.."
"... (dari tadi juga gak enak Pak udahan)"
"Sampeyan muter aja Mbak lewat pertigaan yang tadi, belok kiri, itu jalan nya enak..."
"... Iya Pak, makasih.."
"Bisa ta Mbak mundur trus puter balik?"
"Bisa Pak. Makasih..."
Ini pasti truk kapur dan google maps telah bersekongkol! Akibat terlalu percaya GMaps untuk belok sana belok sini jadi melewatkan JALAN UTAMA yang sangat berharga. Jalan yang mulus.
Temen saya yang nyetir langsung lemes. Setelah mundur cukup jauh dan puter balik, kami berhenti di spot yang indah tadi. Diem.
Suasananya mendukung banget buat nangis tersedu-sedu. Tapi gak jadi.
Aslinya saya mau gantiin nyetir, tapi belum berani di jalan yang gak enak. Tapi akhirnya tetep saya gantiin kok, cuma sebentar tapi. di jalan perkotaan.
Aura negatif pun memenuhi mobil. Di perjalanan pulang, pas sudah sampai di jalan yang enak dan pertigaan yang disebutin bapaknya tadi, saya sebenernya masih ngarep trus bilang "ayo belok.."
Tapi hari sudah sore, dan itu dijadikan alasan buat temen saya. Keliatan banget sih udah badmood tingkat dewa. Udah ngelewati jalan super susah tapi gak jadi nyampe pantai. Masuk akal banget, sejak jam 11 kami udah di jalan dan baru nyampe perkotaan sore-sore.
Waktu sampai pertigaan lain yang salah satunya mengarah ke Balekambang, saya juga pengen ngajak belok, tapi takut bikin tambah badmood, ya udah gak jadi deh...
Perjalanan panjang itupun berakhir dengan makan bakso urat.
Blunder #3 (EKSTRA)
Bawa Mobil Sedan.
Jalan yang dipilihkan oleh Google Maps adalah jalan pintas.
Yang kebanyakan horor karena sepi banget.
Trus, jalannya mayoritas batu besar-besar.
Ada juga jalan yang dibuat dari urukan gunung kapur.
Kebayang gak, bawa mobil sedan, lewat jalan kecil, pinggirnya jurang, trus geronjalan gak karuan jalannya?
Kasian shockbreaker dan ban nya :'(
Hikmah
Traveling mendadak dan minim persiapan itu super seru kok!Apalagi kalau diri kalian dilengkapi dengan sistem pengambil keputusan dan beradaptasi super cepat :D