Gak tau ada angin apa, mungkin untuk merayakan lewatnya sebuah deadline penting dalam hidup, saya dan temen saya makan di 2 Seasons Cafe, Malang. Tidak peduli review orang lain tentang tempat ini, kami meluncur tanpa ada keraguan. Bukan kebiasaan sih kalo googling-googling lihat review orang lain baru ke suatu tempat. Jeruk makan jeruk dong, reviewer nge stalking food blogger lain. #gaklucu
Yang bikin kepikiran meluncur ke 2 Seasons adalah desas desus akan mashed potato nya yang memanjakan lidah. Mashed potato ini datang menjadi pendamping main course tertentu. Dasar saya, yang saya incer malah mashed potato nya, bukan main course nya.
Waktu datang, kami disapa dengan ramah oleh waitress dan kami memilih tempat duduk di lantai atas yang deket dengan open kitchen mereka. Trus disuguhi menu dan waitress itu bilang lagi "nanti kalau sudah mau pesan silakan panggil ya Mbak."
Lihat-lihat menu dan rasanya ingin mengusap air mata saja saat itu. Satu-satunya deskripsi menu yang menampilkan kata-kata mashed potato adalah menu seharga 78.000. Seumur hidup saya gak pernah makan harga segitu untuk 1 grilled meat :'( rencana awal makan di 2 Seasons sih beli Chicken Grill yang harga 29ribu dan berharap disertain mashed potato. Tapi tapi tapi...
Akhirnya saya pesan green tea frappe dan semacam nasi kremikan ala western. Katrok.
Temen saya pesen spicy apa gitu lupa, minumannya juga lupa.
Trus terjadi awkward moment. Mbak waitress nya langsung menyudahi pembicaraan. Padahal temen saya masih mau pesan lagi dessert tiramisu. Haha. Awkward moment pun bertambah ketika mbak-mbak itu menatap lurus ke arah saya yang gak ikutan ngomong pesen dan dalam hati saya bilang "kok mbak ini mirip temenku SMP ya duh". Lamunan pun buyar.
"Dessert nya mau disajikan di awal atau di akhir Mbak?" Waduh, orang katrok diperlakukan semanis ini rasanya kok gimana gitu.
"Saya ganti dulu ya Mbak cutlery nya." Opo iku cutlery? Katrok, dan tetap pasang combo muka manis dan poker face. Awalnya saya dengarnya malah artileri alias peralatan militer. Lol. Barusan pas bikin postingan ini saya googling dan ternyata cutlery itu set peralatan makan western yang biasanya garpu sama pisau. Ya jelas diganti, kan waktu itu kami gak pesen steak.
Minuman dan makanan datang dengan manner super sopan dari waitress dan waiter. Berasa fine dining. Plating nya pun mantap. Piring, garpu, sendok yang digunakan pun yang berat. Berdasar judgmental dari orang katrok (saya), peralatan makan yang berat itu fine dining dan resto mahal.
"Mbak, nanti kalo foto makanan dan selfie trus diupload di instagram/twitter pribadi nya Mbak langsung dapat diskon 5%."
Pengen, tapi bukan orang yang doyan selfie di tempat makan. Paling cuma ngefoto makanannya doang buat keperluan blogging. Insta dan twit pribadi saat itu juga belum bikin. Melas.
Tiramisu dessert nya mantap, kata temen saya. Baru kali ini merasakan the real tiramisu.
Minusnya nih. makannya diliatin mulu sama waiter, waitress, dan cook nya. Jadi semacam risih sih...
Gak taunya setelah saya googling, menu Chicken Grill yang 29ribu ternyata disertai mashed potato. Nangis. Tau gitu....
Yang bikin kepikiran meluncur ke 2 Seasons adalah desas desus akan mashed potato nya yang memanjakan lidah. Mashed potato ini datang menjadi pendamping main course tertentu. Dasar saya, yang saya incer malah mashed potato nya, bukan main course nya.
Waktu datang, kami disapa dengan ramah oleh waitress dan kami memilih tempat duduk di lantai atas yang deket dengan open kitchen mereka. Trus disuguhi menu dan waitress itu bilang lagi "nanti kalau sudah mau pesan silakan panggil ya Mbak."
Lihat-lihat menu dan rasanya ingin mengusap air mata saja saat itu. Satu-satunya deskripsi menu yang menampilkan kata-kata mashed potato adalah menu seharga 78.000. Seumur hidup saya gak pernah makan harga segitu untuk 1 grilled meat :'( rencana awal makan di 2 Seasons sih beli Chicken Grill yang harga 29ribu dan berharap disertain mashed potato. Tapi tapi tapi...
Akhirnya saya pesan green tea frappe dan semacam nasi kremikan ala western. Katrok.
Temen saya pesen spicy apa gitu lupa, minumannya juga lupa.
Trus terjadi awkward moment. Mbak waitress nya langsung menyudahi pembicaraan. Padahal temen saya masih mau pesan lagi dessert tiramisu. Haha. Awkward moment pun bertambah ketika mbak-mbak itu menatap lurus ke arah saya yang gak ikutan ngomong pesen dan dalam hati saya bilang "kok mbak ini mirip temenku SMP ya duh". Lamunan pun buyar.
"Dessert nya mau disajikan di awal atau di akhir Mbak?" Waduh, orang katrok diperlakukan semanis ini rasanya kok gimana gitu.
"Saya ganti dulu ya Mbak cutlery nya." Opo iku cutlery? Katrok, dan tetap pasang combo muka manis dan poker face. Awalnya saya dengarnya malah artileri alias peralatan militer. Lol. Barusan pas bikin postingan ini saya googling dan ternyata cutlery itu set peralatan makan western yang biasanya garpu sama pisau. Ya jelas diganti, kan waktu itu kami gak pesen steak.
Minuman dan makanan datang dengan manner super sopan dari waitress dan waiter. Berasa fine dining. Plating nya pun mantap. Piring, garpu, sendok yang digunakan pun yang berat. Berdasar judgmental dari orang katrok (saya), peralatan makan yang berat itu fine dining dan resto mahal.
"Mbak, nanti kalo foto makanan dan selfie trus diupload di instagram/twitter pribadi nya Mbak langsung dapat diskon 5%."
Pengen, tapi bukan orang yang doyan selfie di tempat makan. Paling cuma ngefoto makanannya doang buat keperluan blogging. Insta dan twit pribadi saat itu juga belum bikin. Melas.
Main course saya nih
Nasi di tengah, dikelilingi kacang panjang, wortel, dan paprika sebagai sayur. Eh ada bawang bombay juga sih. Yang coklat-coklat itu daging ayam dan kacang mede.
Saya yang gak suka sayur pun menghabiskan semuanya. Masa cuma dimakan dagingnya? Lak tambah katrok... #superjaim
Frappe Green Tea nya enak karena gulanya gak berlebih.
Pesenan temen saya
Semacam rice bowl gitu deh. Biasanya kalo nemu rice bowl di resto/cafe Asian-themed, yang ini disajikan western banget. Ayam spicy bulet kecil2 digoreng tepung, nasi, dan mayonnaise plus sayur yang western banget, biasa ada di burger.
Tiramisu dessert nya mantap, kata temen saya. Baru kali ini merasakan the real tiramisu.
Minusnya nih. makannya diliatin mulu sama waiter, waitress, dan cook nya. Jadi semacam risih sih...
Review Table: 2 Seasons Cafe
Strategis | iyaaaa |
Harga | iya |
Rasa | iyaa |
Suasana | iyaaa |
Penyajian | iyaaaa |
Kebersihan | iyaaa |
Pelayanan | iyaaaaa |
Kenyamanan | iy |
Variasi | iyaa |
Wi-Fi | iyaaa |
Parkir | iyaaa |
Panduan review: jumlah "a" pada kata "iya" menunjukkan rating. Contoh, harga nya "iyaaaaa" berarti harganya bagus banget.
=====
Gak taunya setelah saya googling, menu Chicken Grill yang 29ribu ternyata disertai mashed potato. Nangis. Tau gitu....