Zaman sekarang siapa sih yang gak tahu celana chino? Anak muda zaman sekarang pasti udah pada tahu. Nah, masalahnya buat kamu para pemakai celana chino, udah tahu asal-muasal celana chino belum? Ms.Smith kali ini kami akan memberikan sedikit informasi mengenai sejarah singkat celana chino. Chino sebenarnya adalah sebutan untuk pakaian dari kain jenis twill, yang awalnya terbuat dari katun 100%. Jenis pakaian yang paling umum terbuat dari bahan tersebut adalah celana panjang, yang kemudian disebut chinos. Bahkan sekarang ada juga yang terbuat dari campuran katun-sintetis. Atau kalau menurut versi online shop menswear (yang menurut kami seenaknya) sih ada juga yang dari bahan misty. Apaan tuh bahan misty -____-
Nama chino sendiri dipercaya berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “Cina” atau “Orang Cina.” Istilah chino sering kali disamakan dengan “khakis” ketika dipakai untuk mendeskripsikan celana. Istilah “chino” sendiri diasosiasikan dengan asal bahan celana (katun) ini berasal, pada masa itu bahan yang digunakan untuk membuat celana ini diimpor dari Cina. Istilah “khakis” sebenarnya lebih dulu populer dibandingkan “chino”, khakis sendiri berasal dari Bahasa Hindi yang berarti “debu”, yang mana saat itu celana chino umunya berwarna cokelat muda seperti debu. Tapi tahu gak, kalau chino sendiri adalah nama bahan, dan khakis adalah nama warna.
Celana chino awalnya digunakan sebagai seragam militer Inggris yang kemudian digunakan juga oleh militer Amerika Serikat. Sebagai seragam militer awalnya celana ini dirancang dengan desain yang sederhana, tanpa lipatan, desain celana mengerucut dan lurus di bagian pinggang. Chino juga memiliki bahan yang tahan lama, ringan dan nyaman, cocok untuk dipakai dalam kondisi hangat, sehingga nyaman digunakan di medan perang.
Khakis meraih popularitasnya di Inggris pada pertengahan abad ke-19, warna ini awalnya dirancang untuk menyatu (kamuflase) dengan lanskap India, selama masa pendudukan Inggris di negara Punjab itu. Pada akhir abad ke-19, Tentara Amerika mulai mengadopsi khakis sebagai seragam militer mereka.
Istilah chinos sendiri populer belakangan, tepatnya setelah perang Spanyol-Amerka, dimana Amerika Serikat menduduki Filipina. Karena kebanyakan penduduk Filipina menggunakan Bahasa Spanyol, maka banyak istilah dalam bahasa Spanyol diserap ke dalam Bahasa inggris, termasuk chino. Celana militer Amerika tidak jauh berbeda dengan militer Inggris, dengan desain lurus yang sangat sederhana tanpa lipatan, dengan ritsleting dan sebuah kancing di bagian depan.
Baru pada awal abad ke-20 lah, publik Amerika mulai menggunakan chino, khususnya untuk menghadiri acara-acara semi-informal. Anak muda menggunakannya untuk pergi ke sekolah atau kuliah. Tahun 50-an menjadi puncak popularitas chino, setelah perang dunia dua saat itu jeans dianggap kurang pantas digunakan untuk pergi sekolah atau kuliah.
Popularitas chino, sebagai celana sehari-hari terus berkembang seiring zaman. Desain dan style celana ini juga mengalami banyak perubahan. Saat ini tersedia banyak variasi chino, mulai dari ukuran saku yang lebih besar, variasi lipatan di bagian depan, hingga ragam warna dan detail-detail lainnya.
Lebih jauh lagi, saat ini chino tidak harus terbuat dari katun murni, dan bahannya pun tidak selalu berasal dari Cina, sebagaimana masa perang dulu. Bahan polyester atau bahan-bahan anti-noda lainnya saat ini sering dikombinasikan dengan katun sebagai bahan dasar pembuatan celana chino.
(thanks wdzg for the inspiration)
Nama chino sendiri dipercaya berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “Cina” atau “Orang Cina.” Istilah chino sering kali disamakan dengan “khakis” ketika dipakai untuk mendeskripsikan celana. Istilah “chino” sendiri diasosiasikan dengan asal bahan celana (katun) ini berasal, pada masa itu bahan yang digunakan untuk membuat celana ini diimpor dari Cina. Istilah “khakis” sebenarnya lebih dulu populer dibandingkan “chino”, khakis sendiri berasal dari Bahasa Hindi yang berarti “debu”, yang mana saat itu celana chino umunya berwarna cokelat muda seperti debu. Tapi tahu gak, kalau chino sendiri adalah nama bahan, dan khakis adalah nama warna.
Celana chino awalnya digunakan sebagai seragam militer Inggris yang kemudian digunakan juga oleh militer Amerika Serikat. Sebagai seragam militer awalnya celana ini dirancang dengan desain yang sederhana, tanpa lipatan, desain celana mengerucut dan lurus di bagian pinggang. Chino juga memiliki bahan yang tahan lama, ringan dan nyaman, cocok untuk dipakai dalam kondisi hangat, sehingga nyaman digunakan di medan perang.
Khakis meraih popularitasnya di Inggris pada pertengahan abad ke-19, warna ini awalnya dirancang untuk menyatu (kamuflase) dengan lanskap India, selama masa pendudukan Inggris di negara Punjab itu. Pada akhir abad ke-19, Tentara Amerika mulai mengadopsi khakis sebagai seragam militer mereka.
Istilah chinos sendiri populer belakangan, tepatnya setelah perang Spanyol-Amerka, dimana Amerika Serikat menduduki Filipina. Karena kebanyakan penduduk Filipina menggunakan Bahasa Spanyol, maka banyak istilah dalam bahasa Spanyol diserap ke dalam Bahasa inggris, termasuk chino. Celana militer Amerika tidak jauh berbeda dengan militer Inggris, dengan desain lurus yang sangat sederhana tanpa lipatan, dengan ritsleting dan sebuah kancing di bagian depan.
Baru pada awal abad ke-20 lah, publik Amerika mulai menggunakan chino, khususnya untuk menghadiri acara-acara semi-informal. Anak muda menggunakannya untuk pergi ke sekolah atau kuliah. Tahun 50-an menjadi puncak popularitas chino, setelah perang dunia dua saat itu jeans dianggap kurang pantas digunakan untuk pergi sekolah atau kuliah.
Popularitas chino, sebagai celana sehari-hari terus berkembang seiring zaman. Desain dan style celana ini juga mengalami banyak perubahan. Saat ini tersedia banyak variasi chino, mulai dari ukuran saku yang lebih besar, variasi lipatan di bagian depan, hingga ragam warna dan detail-detail lainnya.
Lebih jauh lagi, saat ini chino tidak harus terbuat dari katun murni, dan bahannya pun tidak selalu berasal dari Cina, sebagaimana masa perang dulu. Bahan polyester atau bahan-bahan anti-noda lainnya saat ini sering dikombinasikan dengan katun sebagai bahan dasar pembuatan celana chino.
(thanks wdzg for the inspiration)