Well, kami mau ngeshare resep anti galau yang dibuat Empu Semprul yang dikemas dalam free ebook. Tapi biar gak ribet (perlu download dulu, kemudian buka dan baca lagi) mending kami jadikan postingan di blog aja. Kalau kepanjangan, save as html aja, ato diprint, heuheuheu
Tau pentingnya olah raga, akan tetapi belum melakukan
Tau pentingnya menabung cuman tabungan sampai sekarang tidak terkumpul banyak
Hayooo ngaku siapa yang kayak gt?
Jika ya, kenapa?
Kenapa ada hal yang penting akan tetapi tidak segera dilakukan dan kalau dilakukan menjadian kita lebih baik?
Sebelum saya menjawabnya saya ingin bertanya kembali; kenapa seseorang melakukan hal tertentu?
Menurut psikologi aliran Behaviorisme mereka berperilaku karena mencari senang dan menghindari sengsara. Jadi kalau ada yang menyenangkan bikin orang bergerak meraih dan jika ada hal yang tidak menyenangkan orang akan bergerak menghindari. Mengapa akhirnya mereka bergerak menurut pola
tersebut?
Dasarnya adalah cara mereka berpikir dengan MEMBERI ARTI sesuai KEYAKINAN orang tersebut. Jadi kalau orang tersebut mengartikan menguntungkan maka dia akan bergerak meraih dan kalau mengartikan bahaya maka dia akan bergerak menghindari.
- Bukankah tau kalau menabung itu bagus untuk financial masa depan kenapa orang malah gak nabung-nabung?
- Mengapa orang tidak mengembangkan dirinya untuk belajar lagi untuk bertumbuh?
Orang tersebut memiliki dua arti berbeda dalam cara berpikirnya yang bertabrakan antara meraih kesenangan dan menghindari sengsara. Akibatnya otaknya BINGUNG dalam memproses informasi di pikirannya sehingga TIDAK BERGERAK.
Dan itulah yang menyebabkan seseorang tidak menabung, olah raga, belajar walau mereka tau penting.
Atau istilah anak-anak ABG sekarang,
Aku Galau...
Olah raga bisa membuat saya menjadi sehat dan saya tau kalau olah raga membuat saya terhindar dari penyakit dalam jangka panjang, membuang racun dalam tubuh lewat keringat, membuat awet muda.
Namun jadi tertunda karena ada
Lebih santai, olah raga itu capek, sehat-sehat aja tuh gak olah raga, mendingan nonton tv, tidur dll
Akibatnya
Bertabrakanlah dua pola pikir ini dan membuat bingung otak kita membuat keputusan, maka orang tersebut tidak melakukan apa-apa
Lalu
Merasa kepengen olah raga cuman males
Sedang santai tapi merasa berdosa karena gak berolah raga
Olah raga itu sehat cuman harus keringetan dan capek, santai itu enak cuman gak sehat kalau tidak olah raga
Menabung itu bagus untuk masa depan cuman harus menahan diri untuk tidak mengeluarkan uang sekarang. Mengeluarkan uang lebih banyak mungkin memberi kesenangan tertentu, cuman kalau dihabiskan jangan harap ada tabungan akhir bulan
Kira kira yang terjadi seperti itu
Maka dengan mengambil TANGGUNG JAWAB adalah masalah apakah seseorang sadar bahwa
Hal tersebut adalah hal yang baik untuk hidupnya secara jangka panjang.
Supaya enak dalam menjalankannya bagaimana?
Saya mau memperkenalkan sesuatu
Ada peneitian ilmiah
Caranya sama persis, kaitkan perilaku tersebut dengan membayangkan hal yang baik
Misal ketika mau berolah raga bayangkan badan yang keren jadi daya tarik lawan jenis
Ketika menabung lihat orang tua atau anak yang kita sayangi lalu bertanya bagaimana kalau suatu hari mereka sakit dan saya tidak bisa bayarin?
Ketika belajar bayangkan karier yang meningkat dstnya
Akibatnya
Dengan melakukan hal seperti ini, maka pikiran akan berkaitan dengan emosi tertentu yang baik maka dampaknya akan menjadi hal yang baik menjadi kebiasaan kita
Kalau merokok yang beracun aja bisa, masa kebiasaan-kebiasaan baik tidak bisa?
Maka Ini adalah masalah mau atau tidak
Mau yah...
“Ada informasi penting menyangkut hidup anda di buku ini..”
Empu Semprul
Pernahkah kita menunda melakukan hal yang harus dilakukan?
Tau pentingnya belajar dan mengembangkan diri, akan tetapi tidak punya waktuTau pentingnya olah raga, akan tetapi belum melakukan
Tau pentingnya menabung cuman tabungan sampai sekarang tidak terkumpul banyak
Hayooo ngaku siapa yang kayak gt?
Jika ya, kenapa?
Kenapa ada hal yang penting akan tetapi tidak segera dilakukan dan kalau dilakukan menjadian kita lebih baik?
Sebelum saya menjawabnya saya ingin bertanya kembali; kenapa seseorang melakukan hal tertentu?
Ada jawaban ilmiahnya?
Menurut psikologi aliran Behaviorisme mereka berperilaku karena mencari senang dan menghindari sengsara. Jadi kalau ada yang menyenangkan bikin orang bergerak meraih dan jika ada hal yang tidak menyenangkan orang akan bergerak menghindari. Mengapa akhirnya mereka bergerak menurut pola
tersebut?
Dasarnya adalah cara mereka berpikir dengan MEMBERI ARTI sesuai KEYAKINAN orang tersebut. Jadi kalau orang tersebut mengartikan menguntungkan maka dia akan bergerak meraih dan kalau mengartikan bahaya maka dia akan bergerak menghindari.
Permasalahannya
- Bukankah tau kalau olah raga bikin sehat cuman koq malah dihindari?- Bukankah tau kalau menabung itu bagus untuk financial masa depan kenapa orang malah gak nabung-nabung?
- Mengapa orang tidak mengembangkan dirinya untuk belajar lagi untuk bertumbuh?
Jawabannya
Ada yang bertabrakan dengan cara memberi arti dalam hal ini Maksudnya?Orang tersebut memiliki dua arti berbeda dalam cara berpikirnya yang bertabrakan antara meraih kesenangan dan menghindari sengsara. Akibatnya otaknya BINGUNG dalam memproses informasi di pikirannya sehingga TIDAK BERGERAK.
Dan itulah yang menyebabkan seseorang tidak menabung, olah raga, belajar walau mereka tau penting.
Atau istilah anak-anak ABG sekarang,
Aku Galau...
Bagaimana Solusinya?
Setelah mengetahui kalau permasalahan dari orang tidak melakukan hal yang dianggapnya penting merupakan dari adanya dua arti berbeda dalam pikiran seseorang maka perlu diketahui dulu mengapa seseorang punya dua arti berbeda untuk hal tersebutKita ambil contoh Olah raga
Cara berpikir 1.
Mengapa olah raga penting?Olah raga bisa membuat saya menjadi sehat dan saya tau kalau olah raga membuat saya terhindar dari penyakit dalam jangka panjang, membuang racun dalam tubuh lewat keringat, membuat awet muda.
Namun jadi tertunda karena ada
Cara berpikir 2.
Nanti saja olah raganyaLebih santai, olah raga itu capek, sehat-sehat aja tuh gak olah raga, mendingan nonton tv, tidur dll
Akibatnya
Bertabrakanlah dua pola pikir ini dan membuat bingung otak kita membuat keputusan, maka orang tersebut tidak melakukan apa-apa
Lalu
Merasa kepengen olah raga cuman males
Sedang santai tapi merasa berdosa karena gak berolah raga
Mengapa orang bisa hidup di dua cara berpikir ini?
Jawaban sederhananya adalahKeserakahan
Mereka yang hidup di berbagai macam pola pikir mengakibatkan seseorang mau memperoleh keuntungan di dua cara berpikir tersebut sekaligus menghindari penderitaan dari melepaskan salah satunyaOlah raga itu sehat cuman harus keringetan dan capek, santai itu enak cuman gak sehat kalau tidak olah raga
Menabung itu bagus untuk masa depan cuman harus menahan diri untuk tidak mengeluarkan uang sekarang. Mengeluarkan uang lebih banyak mungkin memberi kesenangan tertentu, cuman kalau dihabiskan jangan harap ada tabungan akhir bulan
Kira kira yang terjadi seperti itu
Bagaimana solusinya?
Diperlukan penyadaran untuk mengambil TANGGUNG JAWAB kalau memang ada konsekuensi logis yang harus terjadi kalau hal yang kita anggap penting tidak kita lakukan cuman belum juga dilakukan.Ilustrasinya
Jika seseorang menderita diabetes, lalu kakinya membusuk, maka jalan amputasi adalah hal yang merupakan konsekuensi logis dibanding akan membahayakan diri. Bukan masalah tidak sayang dengan kaki akan tetapi ini adalah konsekuensi logis untuk hidup.Maka dengan mengambil TANGGUNG JAWAB adalah masalah apakah seseorang sadar bahwa
Hal tersebut adalah hal yang baik untuk hidupnya secara jangka panjang.
Supaya enak dalam menjalankannya bagaimana?
Saya mau memperkenalkan sesuatu
Ada peneitian ilmiah
Penelitian Psikologi Ivan Pavlov yang populer disebut classical conditioning,Rokok
penelitian ini memakai pengkondisian terhadap seekor anjing, awalnya Pavlov
memberikan daging pada anjingnya, lalu ketika air liur anjing keluar, Pavlov
membunyikan bel, hal ini terus menerus dilakukan Pavlov sampai suatu saat
Pavlov hanya membunyikan bel saja, maka air liur anjingnya keluar.
Ini adalah benda beracun, merupakan hal yang merugikan kesehatan, namunLalu bagaimana cara merubah kebiasaan yang baik menjadi hal yang memberdayakan bagi kita
pengkonsumsinya suka dengan barang ini. Rela tidak makan bahkan asal
merokok, dan bayar, yes bayar untuk diracun heheheFaktanya kalau tiap saya bertanya kepada merekaa yang merokok awal mencoba
rokok atau dekat dengan perokok ada perasaan tidak nyaman dengan asapnya,
batuk-batuk dan rasa tidak nyaman lain. Hanya saja setiap merokok dikaitkan
dengan : rasa macho, eksistensi, keren, hebat, pelepas stress, dll akibatnya
menjadikan perlu rokok untuk mendapatkan perasaan tersebut.
Maka yang terjadi dalam proses merokok adalah peristiwa psikologi seperti itu.
Caranya sama persis, kaitkan perilaku tersebut dengan membayangkan hal yang baik
Misal ketika mau berolah raga bayangkan badan yang keren jadi daya tarik lawan jenis
Ketika menabung lihat orang tua atau anak yang kita sayangi lalu bertanya bagaimana kalau suatu hari mereka sakit dan saya tidak bisa bayarin?
Ketika belajar bayangkan karier yang meningkat dstnya
Akibatnya
Dengan melakukan hal seperti ini, maka pikiran akan berkaitan dengan emosi tertentu yang baik maka dampaknya akan menjadi hal yang baik menjadi kebiasaan kita
Kalau merokok yang beracun aja bisa, masa kebiasaan-kebiasaan baik tidak bisa?
Maka Ini adalah masalah mau atau tidak
Mau yah...
Intinya
- Manusia akan MEMBERI ARTI dalam peristiwa dan ini menjadi awal perilaku sesuai keyakinan manusia tersebut
- Manusia akan melakukan sesuatu (berperilaku) sebatas mencari kenikmatan dan menghindari kesengsaraan
- Masalahnya ada hal yang baik dilakukan akan tetapi tidak dilakukan. Ini karena seseorang memiliki dua cara berpikir berbeda
- Keserakahan mau menerima keuntungan dan menghindari konsekuensi dari cara berpikir ini mengakibatkan kebingungan akibatnya seseorang tidak berperilaku
- Diperlukan penyadaran dan tanggung jawab untuk menerima konsekuensi akan cara berpikir Kalau memang ada konsekuensi logis dalam keuntungan jangka panjang tersebut
- Jika seseorang mau lebih menyenangkan dalam membentuk perilaku yang baru, maka bisa dikaitkan dengan hal yang memiliki ARTI baik untuk orang tersebut.